Selasa, 24 Maret 2015

JALUR PENDAKIAN GUNUNG SEMERU (GUNUNG SUCI)


Gunung Semeru adalah Gunung tertingi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl. Dan Mahameru adalah sebutan untuk Puncaknya. Gunung Semeru ini berada di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) selain kaya akan Budaya Suku Tenggernya, Taman ini juga memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa dan inilah yang menjadi daya tarik bagi para Wisatawan, Pendaki, Pecinta Alam dan Masyarakat lainnya.

Gunung Semeru ini termasuk Gunung yang populer dan banyak dikunjugi oleh para Pendaki dan Pecinta Alam, apalagi setelah boomingnya Film 5 cm pada tahun 2012. Namun sangat disayangkan, ada sebagian dari para Pendaki dan Pecinta Alam yang masih belum sadar dan belum memahami akan kelestarian alam. Sehingga membuat Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini menjadi banyak sampah.

Ok, Travellers....
Mendaki Gunung Semeru ini, dibutuhkan setidaknya sekitar empat (4) hari pulang pergi. Diusahakan kita membawa logistik tidak kurang atau tidak lebih, disesuaikan dengan kondisi serta waktu pendakian.
Untuk mendaki Gunung dapat dtempuh lewat Kota Malang atau Lumajang. Dari Terminal Kota Malang kita melanjutkan dengan menaiki Kendaraan Umum menuju Desa Tumpang. Disambung lagi mengunakan Jeep atau Truck yang banyak terdapat di Belakang Pasar Terminal Tumpang menuju Pos Ranu Pani.

Di Pos Ranu Pani ini terdapat Pos Pemeriksaan, Warung dan Wisma atau Pondok Penginapan serta terdapat dua (2) buah danau, yaitu Ranu Pani dan Ranu Regulo yang berada di ketinggian 2.100 mdpl.




The Journey Begins.....
Tujuan pendakian hari pertama kita adalah Ranu Kumbolo yang terletak di ketinggian 2.400 mdpl, jarak dari Ranu Pani ke Ranu Kombolo sekitar kurang lebih 10,5 km ditempuh sekitar 5 jam sampai dengan 6 jam dengan berjalan kaki. Dan menuju Ranu Kumbolo kita akan melewati empat (4) pos. Saat kita mulai berjalan dari arah Ranu Pani, dan sampai di Gapura “Selamat Datang” beloklah ke sebelah kiri dan terus berjalan menuju arah bukit.


Perjalanan awal ini cukup landai, selama perjalanan tidak ada tanda petunjuk arah kita hanya terus berjalan menyusuri jalan setapak. Sepanjang perjalanan banyak tumbuhan alang-alang, terkadang saat berjalan kita dihadang oleh pepohonan tumbang dan ranting-ranting yang berada di atas kepala kita. Melewati beberapa Pos yaitu Pos 1 dan pos 2.

Di Pos 1 ini, terdapat warung makan dengan harga yang cukup terjangkau dan kita bisa beristirahat sejenak. Setelah berjalan sekitar kurang lebih 6km, kita sampai di Watu Rejeng yang teletak di ketinggian 2.350 mdpl. Selama perjalan ini kita disuguhi pohon-pohon cemara dan pinus, selain itu juga keindahan alam dengan pemandangan lereng-lereng dan bukit yang sangat mengagumkan.

Dari Pos 1 menuju Pos 2 ini perjalanan masih normal, belum ada tanjakan yang curam. Kontur jalanan pun masih berupa tanah yang masih nyaman untuk dilewati. Jarak dari Pos 1 menuju Pos 2 ini ditempuh dengan waktu sekitar kurang lebih 1,5 jam.



Dari Pos 2 menuju Pos 3 dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 1,5 jam atau 2 jam. Sesampainya di Pos 3, kita mulai memerlukan tenaga extra. Jalanan pun sudah mulai curam dan cukup terjal dan ini menjadi tantangan untuk para Pendaki dan Pecinta Alam. Saat berada di Pos 3 ini kita harus memakai Masker atau Buff untuk menghalau debu agar tidak terhirup karena sepanjang jalur pendakian ini trecknya berupa tanah kering.

Dari Pos 3 menuju Pos 4, jalur kembali landai dan mudah untuk dilewati. Jarak yang ditempuh kutang lebih sekitar 1 jam. Di Pos 4 ini terdapat shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat. Dari Pos 4 ini juga kita bisa melihat keindahan surga yaitu Ranu Kumbolo. Hanya tinggal mengikuti jalan setapak sekitar 20 menit dari Pos 4 dan kita sudah sampai di Tepi Ranu Kumbolo.

Di Ranu Kumbolo yang terletak di ketinggian 2.400 mdpl ini kita beristirahat cukup lama bahkan menginap sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Di Ranu Kumbolo terdapat air yang sangat bersih dan memiki pemandangan yang indah terutama Spot Sunset.



Keesokan harinya kami berkemas dan perjalanan pun dimulai kembali menuju Pos Camping selanjutnya, dari Ranu Kumbolo ini kita menyiapkan banyak air karena sumber air di Kalimati cukup jauh. Perjalanan dimulai dengan melewati sebuah tanjakan yang fenomenal yaitu Tanjakan Cinta. Tanjakan Cinta ini merupakan jalan setapak menuju bukit, dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Tanjakan ini mempunyai mitos “jangan menoleh kebelakang, ditempat ini!, kalau menoleh kebelakang nanti putus cinta”.

Kononnya, ada sepasang sejoli yang sudah bertunangan mendaki Gunung Semeru. Saat berada di Tanjakan ini, sang Pria berjalan lebih dulu dan tiba di atas bukit tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Namun sang kekasih keletihan, jatuh terguling dan kemudian meninggal.

Begitulah mitos yang beredar di kalangan Pendaki dan Pecinta Alam. Percaya atau Tidak, tapi banyak Pendaki atau Pecinta Alam yang mencoba menguji ketahanan diri sendiri. Tanjakan Cinta ini cukup melelahkan ditambah lagi membawa Carrier yang besar dan berat, itu benar-benar sebuah tantangan. Namum begitu sampai di atas bukit rasa lelah pun terbayar sudah. Ranu Kumbolo terbentang indah dan cantik serta pepohonan yang mengelilingi danau sangat menyejukkan mata.



Saat kaki sudah diistirahatkan dan berhasil menikmati Ranu Kumbolo di ketinggian. Saat berbalik ke arah berlawanan. Panorama Oro-Oro Ombo, padang rumput yang sangat luas ini langsung menyergap sudut mata. Padang ini dikelilingi perbukitan, banyak pohon pinus yang tertanam di sekitar seperti di negara Eropa. Panorama ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa. Treknya datar dan  tanpa tanjakan sama sekali.

Dari Oro-Oro Ombo kita memasuki Hutan Cemara. Daerah ini dinamai Cemoro Kandang terletak di ketinggian 2.500 mdpl, dinamai demikian karena trek ini banyak sekali pohon cemara. Selama perjalanan di Cemoro Kandang ini banyak pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya dan jangan pernah mengaharapkan atau menjumpai turunan di pos ini, pos ini benar-benar membuat kita harus terus menanjak.



Setelah berpuas ria dengan tanjakan demi tanjakan. Akhirnya kita sampai di Pos Jambangan yang berada di ketinggian 2.600 mdpl. Jambangan merupakan area padang rumput landai, ada beberapa tumbuhan Edelweis yang tumbuh subur. Dari Jambangan kita lanjutkan perjalanan setapak demi setapak, dan akhirnya kita sampai di Kalimati.

Kalimati ini berada di ketinggian 2.700 mdpl. Disini kita mendirikan tenda, beristirahat dan mempersiapkan fisik untuk meneruskan pendakian menuju puncak. Di Kalimati ini terdapat Sumber Air, namun jauh kurang lebih 1 jam pulang pergi jarak yang harus ditempuh dan kita harus berjalan melalui celah serta jalanan yang turun dan curam maka harus berhati-hati apabila mengambil air disini.



Pukul 24.00, kita meneruskan pendakian dari Kalimati menuju Puncak, selain mengejar Sunrise kita juga mengejar waktu karena pukul 09.00 kita harus sudah turun dari Puncak Mahameru karena dikhawatirkan adanya perubahan arah angin yang membawa gas beracun dari kawah aktif yang mengarah ke arah jalur pendakian.

Perjalanan ini menjadi perjalanan terberat karena medannya yang sangat sulit, selain menanjak medan yang ditempuh berupa pasir dengan bebatuan yang mudah longsor serta kemiringan jalur yang cukup tajam serta jalan yang hanya bisa dilewati oleh 1 orang saja. Benar-benar membutuhkan fisik yang prima serta tingkat kesabaran yang ekstra agar bisa sampai di Puncak Mahameru.

Setelah berjalan kaki selama kurang lebih 1,2 km, sampailah kita di Pos terakhir sebelum puncak yaitu Arcopodo yang terletak di ketinggian 2.900 mdpl. Disini tidak seperti pos-pos sebelumnya, hanya saja disini tertuliskan papan informasi. Di Arcopodo ini mempunyai tanah yang tidak begitu luas, namun ada beberapa Pendaki atau Pecinta Alam yang menjadikan Camp Alternative sebelum melanjutkan perjalanan menuju Puncak Mahameru.

Dari Arcopodo ini kita melanjutkan perjalanan kembali setapak demi setapak, kita lalui perjalan ini dengan rasa lelah dan dingin yang mendera. Setelah berjalan beberapa ratus meter kita sampai di Kelik. Kelik adalah perbatasan akhir vegetasi antara hutan dan pasir Puncak Mahameru.

Dari Kelik ini juga yang menjadi medan terberat yang dilalui selama pendakian ke Puncak Mahameru. Selain kemiringan medan, suhu yang dingin menjadi cobaan selama perjalanan. Fisik dan mental benar-benar di uji. Pasir yang labil mempersulit pergerakan kaki. Setiap melangkah naik ke atas kaki akan merosot kembali, itu membuat perjalan semakin berat dan lama.

Jarak dari Kalimati menuju Puncak Mahameru yang ditempuh oleh saya pribadi sekitar 7 jam perjalanan berjalan kaki. Waktu tempuh tidak sesuai dengan seperti yang saya harapkan, karena pada saat itu kondisi sudah mulai melemah dan rasa dingin di tubuh sudah tidak bisa di lawan akibat terkena Hyphotermia, tapi beruntungnya saya ketika saat di tengah Puncak Mahameru. Beberapa sahabat saya langsung sergap untuk membantu.


Akibat kondisi yang melemah saya tidak bisa melihat sunset diPuncak Mahameru melainkan di tengah perjalanan menuju Puncak. Sinar matahari sedikit demi sedikit memberikan kehangatan di pagi hari. Lautan awan membentang luas seolah tanpa batas, desiran angin dan gemuruh letusan gunung berpadu menjadi musik alami yang begitu indah.

Inilah Alam, Alam ciptaanmu yang merupakan bukti Kekuasaanmu...
Inilah Alam, Alam yang mengajarkan kita tentang arti Perjuangan...
Inilah Alam, Alam yang memberikan pelajaran, makna tentang sebuah pengorbanan dan kesabaran...
Inilah Alam, Alam yang merontokan segala Kesombongan dalam Jiwa...


07.00 akhirnya saya bersama Sahabat terbaik sekaligus Sahabat tersayang, dia bernama Ginser Tomson Romaiki. Kita berhasil menginjakan kaki di Puncak Mahameru. Rasa haru dan puas melebur menjadi satu ikatan emosional yang menghasilkan air mata.

Setelah cukup menikmati Nasi Goreng dan Spaghetti buatan Sahabatku dan mengabadikan moment panorama keindahan Alam Gunung Semeru, tujuan perjalanan berikutnya adalah kembali ke Camp Kalimati.


Perjalanan Turun....
Kita mengikuti trk yang sudah ada, jangan terlalu ke Barat atau Timur tetap berada di tengah jalan. Tanah yang diinjak mudah amblas, jika tidak hati-hati akan membahayakan. Perjalanan turun lebih cepat tidak seperti perjalanan kita menuju puncak, 80% medan dilalui menurun. Jangan karena kita sudah hafal trek pulang kita menjadi sombong dan takabur. Karena biasanya kasus terjadi orang hilang di Gunung Semeru terjadi saat turun, bukan saat perjalanan menuju Puncak.

Sesampainya di Camp Kalimati, kita beristirahat sejenak. Tetapi karena keesokan harinya kita harus mengejar Kereta Api. Team memutuskan untuk segera turun ke Ranu Pani, tanpa memperdulikan hujan dan badai. Pukul 16.00 kita bergegas turun dan sesampainya di Ranu Kumbolo team terbagi menjadi 2 bagian.

Team pertama tetap melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pani. Dan 1 Team lagi terpaksa stay di Ranu Kumbolo, karena waktu yang sudah cukup malam, jalanan pun juga sudah tidak kondusif untuk dilalui karena hujan dan licin beserta kondisi saya yang sudah terkena Hyphotermia akut dan langsung di eksekusi oleh Team Rangers Ranu Kumbolo.

Keesokan harinya, masih di Ranu Kumbolo kondisi saya bersama team sudah mulai membaik. Pukul 06.30 kita melanjutkan perjalanan kembali untuk menemui teman-teman yang sudah berada di Ranu Pani dengan berbekal tumpukan sampah. Karena sebelum turun, kita diwajibkan membawa semua bekas sampah selama pendakian. Sampah tidak boleh ditinggal. Menjaga kelestarian alam bukan hanya tugas Rangers, Pendaki atau Pecinta Alam saja. Tetapi itu adalah tanggung jawab kita semua.

Ok, buat para Travellers yang akan mendaki Gunung Semeru. Ada beberapa Tips yang akan saya bagikan semoga Tips ini bisa memberikan kemudahan serta menjaga kalian dari bahaya selama mendaki di Gunung Semeru, antara lain :
1. Waktu Pendakian
Pendakian sebaiknya dilakukan pada Musim Kemarau, terhitung sejak bulan Juni sampai dengan bulan September.
2. Informasi mengenai Gunung Semeru
Para pendaki harus tahu jadwal kegiatan pendakian, jangan sampai saat kalian akan melakukan pendakian, jalur masih ditutup. Kalian harus benar-benar tahu akan jalur, medan, peraturan, adat istiadat dan lain sebagainya. Karena ini faktor utama dalam pendakian.
3. Persiapan Peralatan Pendakian
Kia harus benar-benar memperhatian logistik dan perlatan. Jangan sampai kekurangan atau kelebihan. Harus benar-benar menyesuaikan dengan kondisi serta rencana selama pendakian.
4. Management Pendakian
Kita harus mempersiapkan persiapan Tiket PP Kereta Api atau Pesawat, apabila tiket sudah dikantongi perjalanan akan terasa santai tanpa menggangu perjalanan liburan. Dan persiapkan juga Cuti, bagi kalian yang berstatus Karyawan.
5. Kondisi Tubuh
Berolah raga lah sebelum melakukan pendakian. Olahraga dapat menjaga stamina dan kebugaran tubuh anda.

Sekian informasi mengenai pengalaman beserta tips mendaki Gunung Semeru. Semoga bermanfaat bagi kalian yang akan memulai perjalanan dan semoga memberikan sedikit gambaran mengenai jalur-jalur pendakian Gunung Semeru.


Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar