Sabtu, 28 Maret 2015

BEBEK KALEYO, TEMPAT MAKAN ENAK DAN MURAH DI BANDUNG


Bukan sebuah rahasia umum lagi jika Bandung dijuluki “Kota Kuliner” di Indonesia. Berbagai varian menu mulai bermunculan dan menjamurnya tempat makan, Cafe serta Restaurant yang menyajikan desain interior unik, rasa yang menggugah selera serta harga yang murah yang menjadikan Bandung menjadi salah satu Kota Kuliner terkenal di Indonesia.

Di Bandung banyak tempat makan dengan konsep outdoor yang unik. Sebut saja Bebek Kaleyo. Selain dengan konsep yang unik, Bebek Kaleyo juga menawarkan harga yang cukup terjangkau. Bebek Kaleyo mempunyai arti sendiri yaitu Kaleh (dua) dan Yo (ayo) yang bermakna “ ayo beli 2” atau “ ayo datang lagi”. Restaurant ini di bangun dengan nuansa adat Jawa dan pondasi yang kokoh akan nilai-nilai ketelatenan, kekuatan cita rasa dan pondasi bisnis modern.

Restaurant ini didirikan oleh Kakak Adik, yang bernama Hendri Prabowo, Paulus, Rini Cahyanti dan fenty Puspitasari. Dengan modal sebesar Rp. 15.000.000, berawal dengan membuka usaha warung tenda yang bertempat di emperan sebuah bengkel mobil di bilangan Cempaka Putih sampai akhirnya mereka membuka beberapa gerai di daerah Jakarta, Bekasi dan yang terbaru daerah Bandung.

Buat kalian pecinta makanan yang tidak terlalu suka dengan nuansa alam atau nuansa keromatisan???
Di Restaurant ini menyajikan tempat makan dengan konsep outdoor yang menarik dan unik. Bangunan berkonsep sunda tapi di desain dengan interior yang modern dan kekinian. Fasilitas penunjang lainnya pun tersedia lengkap disini tidak hanya tempat makan dengan konsep duduk tapi dengan konsep lesehan pun ada, Mushola, Toilet, dan Wastafel , Outlet Baju serta Wifi.

Harga Makanan di Restaurant Bebek Kaleyo
Saat saya menginjakan kaki disini, tadinya agak sedikit cemas karena Restaurantnya yang cukup mewah, fasilitasnya yang lengkap serta pelayanannya yang sangat rapi dan sigap. Ternyata setelah memesan beberapa makanan, harganya cukup bersahabat.


Untuk harga Makanan dan Minuman disini murah. Makanan dimulai dari harga Rp. 2.000 sampai dengan Rp. 98.000. Dan Minuman berkisar dari harga Rp. 1.100 sampai dengan Rp. 22.000. Ada juga harga paket yang tersedia disini dengan harga sekitar Rp. 22.500. Makanan dan Minuman yang terdia disini pun cukup beragam.

Dengan menu utama Bebek yang disulap menjadi beberapa rasa seperti Bebek Goreng Kremes, Bebek Cabe Ijo, Bebek Bakar, Bebek Cetar, Bebek Rica, Sate Bebek, Bebek Utuh, Bebek Tanpa Kulit dan Bebek Muda. Tidak hanya Bebek yang disediakan disini, bagi yang tidak terlalu menyukai Bebek, Ayam pun tersedia. Selain itu ada juga Ati/Ampela Bebek, Tahu/Tempe, Nasi Merah, Nasi Uduk serta Nasi Putih.



Untuk Minuman pun juga cukup beragam ada Wedang Jahe, Es Lidah Buaya, Es Kelapa Batok, Sop Durian dan Aneka Juice. Gimana guys, banyak pilihan dan beragam serta harga yang murah kan??


Karena saya penikmat Nasi Merah, akhirnya saya mencicipi Nasi Merah dengan Bebek Rica, tahu dan perkedel jagung, sate bebek dan sambal bajak pete serta es lidah buaya.



Lokasi Bebek Kaleyo
Bebek Kaleyo ini berlokasi di Jl. Pasir Kaiki No. 185-189 Bandung. Lokasinya cukup strategis dan berada di pusat kota Bandung.

Sekian review mengenai Restaurant Bebek Kaleyo dengan desain interior yang unik dan modern, harga yang cukup murah serta cita rasa yang sangat menggugah selera. Ayo ajak keluarga atau teman-teman kesini. Dan jangan lupa untuk berfoto disini serta menguploadnya ke Instagram, Facebook, Twitter dan Path agar kekinian.

Tetap sehat selalu, ya guys.....








Selasa, 24 Maret 2015

JALUR PENDAKIAN GUNUNG SEMERU (GUNUNG SUCI)


Gunung Semeru adalah Gunung tertingi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl. Dan Mahameru adalah sebutan untuk Puncaknya. Gunung Semeru ini berada di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) selain kaya akan Budaya Suku Tenggernya, Taman ini juga memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa dan inilah yang menjadi daya tarik bagi para Wisatawan, Pendaki, Pecinta Alam dan Masyarakat lainnya.

Gunung Semeru ini termasuk Gunung yang populer dan banyak dikunjugi oleh para Pendaki dan Pecinta Alam, apalagi setelah boomingnya Film 5 cm pada tahun 2012. Namun sangat disayangkan, ada sebagian dari para Pendaki dan Pecinta Alam yang masih belum sadar dan belum memahami akan kelestarian alam. Sehingga membuat Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini menjadi banyak sampah.

Ok, Travellers....
Mendaki Gunung Semeru ini, dibutuhkan setidaknya sekitar empat (4) hari pulang pergi. Diusahakan kita membawa logistik tidak kurang atau tidak lebih, disesuaikan dengan kondisi serta waktu pendakian.
Untuk mendaki Gunung dapat dtempuh lewat Kota Malang atau Lumajang. Dari Terminal Kota Malang kita melanjutkan dengan menaiki Kendaraan Umum menuju Desa Tumpang. Disambung lagi mengunakan Jeep atau Truck yang banyak terdapat di Belakang Pasar Terminal Tumpang menuju Pos Ranu Pani.

Di Pos Ranu Pani ini terdapat Pos Pemeriksaan, Warung dan Wisma atau Pondok Penginapan serta terdapat dua (2) buah danau, yaitu Ranu Pani dan Ranu Regulo yang berada di ketinggian 2.100 mdpl.




The Journey Begins.....
Tujuan pendakian hari pertama kita adalah Ranu Kumbolo yang terletak di ketinggian 2.400 mdpl, jarak dari Ranu Pani ke Ranu Kombolo sekitar kurang lebih 10,5 km ditempuh sekitar 5 jam sampai dengan 6 jam dengan berjalan kaki. Dan menuju Ranu Kumbolo kita akan melewati empat (4) pos. Saat kita mulai berjalan dari arah Ranu Pani, dan sampai di Gapura “Selamat Datang” beloklah ke sebelah kiri dan terus berjalan menuju arah bukit.


Perjalanan awal ini cukup landai, selama perjalanan tidak ada tanda petunjuk arah kita hanya terus berjalan menyusuri jalan setapak. Sepanjang perjalanan banyak tumbuhan alang-alang, terkadang saat berjalan kita dihadang oleh pepohonan tumbang dan ranting-ranting yang berada di atas kepala kita. Melewati beberapa Pos yaitu Pos 1 dan pos 2.

Di Pos 1 ini, terdapat warung makan dengan harga yang cukup terjangkau dan kita bisa beristirahat sejenak. Setelah berjalan sekitar kurang lebih 6km, kita sampai di Watu Rejeng yang teletak di ketinggian 2.350 mdpl. Selama perjalan ini kita disuguhi pohon-pohon cemara dan pinus, selain itu juga keindahan alam dengan pemandangan lereng-lereng dan bukit yang sangat mengagumkan.

Dari Pos 1 menuju Pos 2 ini perjalanan masih normal, belum ada tanjakan yang curam. Kontur jalanan pun masih berupa tanah yang masih nyaman untuk dilewati. Jarak dari Pos 1 menuju Pos 2 ini ditempuh dengan waktu sekitar kurang lebih 1,5 jam.



Dari Pos 2 menuju Pos 3 dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 1,5 jam atau 2 jam. Sesampainya di Pos 3, kita mulai memerlukan tenaga extra. Jalanan pun sudah mulai curam dan cukup terjal dan ini menjadi tantangan untuk para Pendaki dan Pecinta Alam. Saat berada di Pos 3 ini kita harus memakai Masker atau Buff untuk menghalau debu agar tidak terhirup karena sepanjang jalur pendakian ini trecknya berupa tanah kering.

Dari Pos 3 menuju Pos 4, jalur kembali landai dan mudah untuk dilewati. Jarak yang ditempuh kutang lebih sekitar 1 jam. Di Pos 4 ini terdapat shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat. Dari Pos 4 ini juga kita bisa melihat keindahan surga yaitu Ranu Kumbolo. Hanya tinggal mengikuti jalan setapak sekitar 20 menit dari Pos 4 dan kita sudah sampai di Tepi Ranu Kumbolo.

Di Ranu Kumbolo yang terletak di ketinggian 2.400 mdpl ini kita beristirahat cukup lama bahkan menginap sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Di Ranu Kumbolo terdapat air yang sangat bersih dan memiki pemandangan yang indah terutama Spot Sunset.



Keesokan harinya kami berkemas dan perjalanan pun dimulai kembali menuju Pos Camping selanjutnya, dari Ranu Kumbolo ini kita menyiapkan banyak air karena sumber air di Kalimati cukup jauh. Perjalanan dimulai dengan melewati sebuah tanjakan yang fenomenal yaitu Tanjakan Cinta. Tanjakan Cinta ini merupakan jalan setapak menuju bukit, dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Tanjakan ini mempunyai mitos “jangan menoleh kebelakang, ditempat ini!, kalau menoleh kebelakang nanti putus cinta”.

Kononnya, ada sepasang sejoli yang sudah bertunangan mendaki Gunung Semeru. Saat berada di Tanjakan ini, sang Pria berjalan lebih dulu dan tiba di atas bukit tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Namun sang kekasih keletihan, jatuh terguling dan kemudian meninggal.

Begitulah mitos yang beredar di kalangan Pendaki dan Pecinta Alam. Percaya atau Tidak, tapi banyak Pendaki atau Pecinta Alam yang mencoba menguji ketahanan diri sendiri. Tanjakan Cinta ini cukup melelahkan ditambah lagi membawa Carrier yang besar dan berat, itu benar-benar sebuah tantangan. Namum begitu sampai di atas bukit rasa lelah pun terbayar sudah. Ranu Kumbolo terbentang indah dan cantik serta pepohonan yang mengelilingi danau sangat menyejukkan mata.



Saat kaki sudah diistirahatkan dan berhasil menikmati Ranu Kumbolo di ketinggian. Saat berbalik ke arah berlawanan. Panorama Oro-Oro Ombo, padang rumput yang sangat luas ini langsung menyergap sudut mata. Padang ini dikelilingi perbukitan, banyak pohon pinus yang tertanam di sekitar seperti di negara Eropa. Panorama ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa. Treknya datar dan  tanpa tanjakan sama sekali.

Dari Oro-Oro Ombo kita memasuki Hutan Cemara. Daerah ini dinamai Cemoro Kandang terletak di ketinggian 2.500 mdpl, dinamai demikian karena trek ini banyak sekali pohon cemara. Selama perjalanan di Cemoro Kandang ini banyak pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya dan jangan pernah mengaharapkan atau menjumpai turunan di pos ini, pos ini benar-benar membuat kita harus terus menanjak.



Setelah berpuas ria dengan tanjakan demi tanjakan. Akhirnya kita sampai di Pos Jambangan yang berada di ketinggian 2.600 mdpl. Jambangan merupakan area padang rumput landai, ada beberapa tumbuhan Edelweis yang tumbuh subur. Dari Jambangan kita lanjutkan perjalanan setapak demi setapak, dan akhirnya kita sampai di Kalimati.

Kalimati ini berada di ketinggian 2.700 mdpl. Disini kita mendirikan tenda, beristirahat dan mempersiapkan fisik untuk meneruskan pendakian menuju puncak. Di Kalimati ini terdapat Sumber Air, namun jauh kurang lebih 1 jam pulang pergi jarak yang harus ditempuh dan kita harus berjalan melalui celah serta jalanan yang turun dan curam maka harus berhati-hati apabila mengambil air disini.



Pukul 24.00, kita meneruskan pendakian dari Kalimati menuju Puncak, selain mengejar Sunrise kita juga mengejar waktu karena pukul 09.00 kita harus sudah turun dari Puncak Mahameru karena dikhawatirkan adanya perubahan arah angin yang membawa gas beracun dari kawah aktif yang mengarah ke arah jalur pendakian.

Perjalanan ini menjadi perjalanan terberat karena medannya yang sangat sulit, selain menanjak medan yang ditempuh berupa pasir dengan bebatuan yang mudah longsor serta kemiringan jalur yang cukup tajam serta jalan yang hanya bisa dilewati oleh 1 orang saja. Benar-benar membutuhkan fisik yang prima serta tingkat kesabaran yang ekstra agar bisa sampai di Puncak Mahameru.

Setelah berjalan kaki selama kurang lebih 1,2 km, sampailah kita di Pos terakhir sebelum puncak yaitu Arcopodo yang terletak di ketinggian 2.900 mdpl. Disini tidak seperti pos-pos sebelumnya, hanya saja disini tertuliskan papan informasi. Di Arcopodo ini mempunyai tanah yang tidak begitu luas, namun ada beberapa Pendaki atau Pecinta Alam yang menjadikan Camp Alternative sebelum melanjutkan perjalanan menuju Puncak Mahameru.

Dari Arcopodo ini kita melanjutkan perjalanan kembali setapak demi setapak, kita lalui perjalan ini dengan rasa lelah dan dingin yang mendera. Setelah berjalan beberapa ratus meter kita sampai di Kelik. Kelik adalah perbatasan akhir vegetasi antara hutan dan pasir Puncak Mahameru.

Dari Kelik ini juga yang menjadi medan terberat yang dilalui selama pendakian ke Puncak Mahameru. Selain kemiringan medan, suhu yang dingin menjadi cobaan selama perjalanan. Fisik dan mental benar-benar di uji. Pasir yang labil mempersulit pergerakan kaki. Setiap melangkah naik ke atas kaki akan merosot kembali, itu membuat perjalan semakin berat dan lama.

Jarak dari Kalimati menuju Puncak Mahameru yang ditempuh oleh saya pribadi sekitar 7 jam perjalanan berjalan kaki. Waktu tempuh tidak sesuai dengan seperti yang saya harapkan, karena pada saat itu kondisi sudah mulai melemah dan rasa dingin di tubuh sudah tidak bisa di lawan akibat terkena Hyphotermia, tapi beruntungnya saya ketika saat di tengah Puncak Mahameru. Beberapa sahabat saya langsung sergap untuk membantu.


Akibat kondisi yang melemah saya tidak bisa melihat sunset diPuncak Mahameru melainkan di tengah perjalanan menuju Puncak. Sinar matahari sedikit demi sedikit memberikan kehangatan di pagi hari. Lautan awan membentang luas seolah tanpa batas, desiran angin dan gemuruh letusan gunung berpadu menjadi musik alami yang begitu indah.

Inilah Alam, Alam ciptaanmu yang merupakan bukti Kekuasaanmu...
Inilah Alam, Alam yang mengajarkan kita tentang arti Perjuangan...
Inilah Alam, Alam yang memberikan pelajaran, makna tentang sebuah pengorbanan dan kesabaran...
Inilah Alam, Alam yang merontokan segala Kesombongan dalam Jiwa...


07.00 akhirnya saya bersama Sahabat terbaik sekaligus Sahabat tersayang, dia bernama Ginser Tomson Romaiki. Kita berhasil menginjakan kaki di Puncak Mahameru. Rasa haru dan puas melebur menjadi satu ikatan emosional yang menghasilkan air mata.

Setelah cukup menikmati Nasi Goreng dan Spaghetti buatan Sahabatku dan mengabadikan moment panorama keindahan Alam Gunung Semeru, tujuan perjalanan berikutnya adalah kembali ke Camp Kalimati.


Perjalanan Turun....
Kita mengikuti trk yang sudah ada, jangan terlalu ke Barat atau Timur tetap berada di tengah jalan. Tanah yang diinjak mudah amblas, jika tidak hati-hati akan membahayakan. Perjalanan turun lebih cepat tidak seperti perjalanan kita menuju puncak, 80% medan dilalui menurun. Jangan karena kita sudah hafal trek pulang kita menjadi sombong dan takabur. Karena biasanya kasus terjadi orang hilang di Gunung Semeru terjadi saat turun, bukan saat perjalanan menuju Puncak.

Sesampainya di Camp Kalimati, kita beristirahat sejenak. Tetapi karena keesokan harinya kita harus mengejar Kereta Api. Team memutuskan untuk segera turun ke Ranu Pani, tanpa memperdulikan hujan dan badai. Pukul 16.00 kita bergegas turun dan sesampainya di Ranu Kumbolo team terbagi menjadi 2 bagian.

Team pertama tetap melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pani. Dan 1 Team lagi terpaksa stay di Ranu Kumbolo, karena waktu yang sudah cukup malam, jalanan pun juga sudah tidak kondusif untuk dilalui karena hujan dan licin beserta kondisi saya yang sudah terkena Hyphotermia akut dan langsung di eksekusi oleh Team Rangers Ranu Kumbolo.

Keesokan harinya, masih di Ranu Kumbolo kondisi saya bersama team sudah mulai membaik. Pukul 06.30 kita melanjutkan perjalanan kembali untuk menemui teman-teman yang sudah berada di Ranu Pani dengan berbekal tumpukan sampah. Karena sebelum turun, kita diwajibkan membawa semua bekas sampah selama pendakian. Sampah tidak boleh ditinggal. Menjaga kelestarian alam bukan hanya tugas Rangers, Pendaki atau Pecinta Alam saja. Tetapi itu adalah tanggung jawab kita semua.

Ok, buat para Travellers yang akan mendaki Gunung Semeru. Ada beberapa Tips yang akan saya bagikan semoga Tips ini bisa memberikan kemudahan serta menjaga kalian dari bahaya selama mendaki di Gunung Semeru, antara lain :
1. Waktu Pendakian
Pendakian sebaiknya dilakukan pada Musim Kemarau, terhitung sejak bulan Juni sampai dengan bulan September.
2. Informasi mengenai Gunung Semeru
Para pendaki harus tahu jadwal kegiatan pendakian, jangan sampai saat kalian akan melakukan pendakian, jalur masih ditutup. Kalian harus benar-benar tahu akan jalur, medan, peraturan, adat istiadat dan lain sebagainya. Karena ini faktor utama dalam pendakian.
3. Persiapan Peralatan Pendakian
Kia harus benar-benar memperhatian logistik dan perlatan. Jangan sampai kekurangan atau kelebihan. Harus benar-benar menyesuaikan dengan kondisi serta rencana selama pendakian.
4. Management Pendakian
Kita harus mempersiapkan persiapan Tiket PP Kereta Api atau Pesawat, apabila tiket sudah dikantongi perjalanan akan terasa santai tanpa menggangu perjalanan liburan. Dan persiapkan juga Cuti, bagi kalian yang berstatus Karyawan.
5. Kondisi Tubuh
Berolah raga lah sebelum melakukan pendakian. Olahraga dapat menjaga stamina dan kebugaran tubuh anda.

Sekian informasi mengenai pengalaman beserta tips mendaki Gunung Semeru. Semoga bermanfaat bagi kalian yang akan memulai perjalanan dan semoga memberikan sedikit gambaran mengenai jalur-jalur pendakian Gunung Semeru.


Terimakasih

Minggu, 22 Maret 2015

JALAN-JALAN KE SUKU BADUY


Hallo Travellers.....
Bagi kalian yang mau mendapatkan pengalaman yang beda dari yang lain dan unik. Coba kunjungi tempat wisata di daerah Banten. Tepatnya perkampungan Suku Baduy. Disana kalian akan mendapatkan pengalaman yang mengasyikan sekaligus kalian bisa belajar mengenai kebudayaan Suku asli Sunda.

Orang Baduy atau disebut Orang Kanekes adalah masyarakat adat Sunda yang terletak didaerah Kabupaten Lebak, Banten. Wilayah Baduy terbagi menjadi 2, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat prinsip kebudayaannya dan menutup diri dari dunia luar dan menjaga ketat tata cara kehidupan tradisional. Berbeda dengan Baduy Luar yang sudah terkontaminasi dengan kebudayaan dari masyarakat sekitar walaupun pada dasarnya mereka masih memegang adat istiadat nenek moyang mereka.

Tempat wisata Suku Baduy ini termasuk salah satu suku yang masih mempertahankan dan menjaga "pikukuh" atau ajaran nenek moyang baik itu menjaga Kepercayaan, Kebudayaan dan Alam sekitar. Mereka sadar betul bahwa mereka hidup dan berdampingan dengan alam. Sehingga mereka memiliki kearifan terhadap alam.

Bahasa yang dipergunakan oleh Suku Baduy yaitu Bahasa Sunda dengan dialek Sunda-Banten. Masyarakat dari Suku Baduy Luar sudah bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan lancar, walaupun mereka tidak mendapatkan pendidikan formal. Berbeda dengan Suku Baduy Dalam, mereka tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia. Mereka menolak pendidikan formal karena sangat berlawanan dengan adat istiadat mereka.



Perjalanan menuju Kampung Suku Baduy dimulai dengan melihat rumah-rumah Suku Baduy Luar yang masih terbuat dari jerami. Melanjutkan perjalanan kita melewati jalan yang sedikit bebatuan dan naik turun dan banyak melewati sungai-sungai kecil serta menemukan lumbung-lumbung padi Suku Baduy yang letaknya berdekatan dengan tempat tinggal penduduk.


Dalam perjalanan menyusuri Kampung Baduy ini, banyak jalan setapak yang naik turun. Tapi kita disuguhi dengan pemandangan yang sangat luar biasa indahnya, bukit yang masih hijau dan air sungai yang masih jernih serta masyarakat Suku Baduy yang masih malu-malu apabila bertemu dengan masyarakat luar. Apalagi kalau minta foto mereka pasti langsung menundukkan kepala atau langsung masuk kedalam rumah.


Untuk mata pencahariannya sendiri, sebagaimana telah terjadi selama ratusan tahun yang lalu sampai dengan sekarang. Mata pencaharian mereka adalah bertani dan berladang, tidak banyak yang ditanam oleh mereka hanya padi dan beberapa jenis pohon yang diperbolehkan oleh adat saja. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan lain yaitu menenun kain, sarung atau selendang yang dikerjakan oleh para wanita Suku Baduy dalam waktu senggangnya dan hasil dari tenunan tersebut dijual kepada para wisatawan.


Saat yang ditunggu-tunggu bagi wisatawan yang akan menginap di Kampung Suku Baduy ini, hidup tanpa listrik sama sekali, tidak ada gadget dan tanpa kamar mandi yang tentunya menjadi tantangan seru bagi para wisatawan. Disini kita tidak diizinkan menggunakan Shampo, Sabun, Pasta Gigi atau bahan kimia lainnya yang bisa mencemari lingkungan sekitar. Keren kan Travellers....mereka sangat menjaga dan merawat lingkungan dengan sangat baik.

Untuk Transportasi dan Akses dari Bandung bisa menggunakan Bus dari terminal Leuwi Panjang dengan Jurusan Rangkas Bitung dengan biaya sebesar Rp. 50.000. Dilanjutkan dengan Angkutan Umum Rangkas-Aweh dengan biaya sebesar Rp. 4.000 dan Aweh-Ciboleger dengan biaya sebesar Rp. 12.000.

Dan bagi kalian yang menggunakan kendaraan pribadi bisa menggunakan rute Jakarta-Tol Tangerang-pintu Tol Balaraja Timur belok kiri-Rangkasbitung-Lebak-Aweh-Ciboleger.

Ada beberapa tips yang harus diperhatikan para Travellers, yaitu :
1. Hati-hati dalam memilih sungai untuk mandi atau buang air, karena ada beberapa sungai yang masih banyak penghuninya (lintah).
2. Membawa Sleeping Bag, karena pada malam hari sampai dini hari udara sangat dingin dan kita tidak bisa melawannya. Karena rumah-rumah adat di Kampung Suku Baduy mudah sekali dimasuki angin.
3. Siapkan Jas Hujan, untuk berjaga-jaga dan jangan lupa membawa Lotion anti Nyamuk.
4. Untuk Penerangan diharapkan membawa Senter atau Head Lamp, dari pada Lilin. Karena komponen rumah adat di Kampung Suku Baduy berbahan Kayu.
5. Untuk masuk ke Kampung Suku Baduy kita harus menggunakan Pemandu.


Ok, sekian informasi mengenai Jalan-jalan menuju Suku Baduy. Semoga informasi ini bermanfaat.
Selamat menikmati keseruan dan kebahagiaan bersama Masyarakat Suku Baduy dan jangan lupa siapkan Stamina lebih agar petualangan kamu semakin seru....