Gunung Semeru adalah Gunung
tertingi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl. Dan Mahameru adalah
sebutan untuk Puncaknya. Gunung Semeru ini berada di Kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) selain kaya akan Budaya Suku Tenggernya, Taman ini
juga memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa dan inilah yang menjadi
daya tarik bagi para Wisatawan, Pendaki, Pecinta Alam dan Masyarakat lainnya.
Gunung Semeru ini termasuk Gunung
yang populer dan banyak dikunjugi oleh para Pendaki dan Pecinta Alam, apalagi setelah
boomingnya Film 5 cm pada tahun 2012. Namun sangat disayangkan, ada sebagian
dari para Pendaki dan Pecinta Alam yang masih belum sadar dan belum memahami
akan kelestarian alam. Sehingga membuat Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini
menjadi banyak sampah.
Ok, Travellers....
Mendaki Gunung Semeru ini,
dibutuhkan setidaknya sekitar empat (4) hari pulang pergi. Diusahakan kita
membawa logistik tidak kurang atau tidak lebih, disesuaikan dengan kondisi
serta waktu pendakian.
Untuk mendaki Gunung dapat dtempuh lewat Kota Malang
atau Lumajang. Dari Terminal Kota Malang kita melanjutkan dengan menaiki
Kendaraan Umum menuju Desa Tumpang. Disambung lagi mengunakan Jeep atau Truck
yang banyak terdapat di Belakang Pasar Terminal Tumpang menuju Pos Ranu Pani.
Di Pos Ranu Pani ini terdapat Pos
Pemeriksaan, Warung dan Wisma atau Pondok Penginapan serta terdapat dua (2)
buah danau, yaitu Ranu Pani dan Ranu Regulo yang berada di ketinggian 2.100
mdpl.
The Journey Begins.....
Tujuan pendakian hari pertama
kita adalah Ranu Kumbolo yang terletak di ketinggian 2.400 mdpl, jarak dari
Ranu Pani ke Ranu Kombolo sekitar kurang lebih 10,5 km ditempuh sekitar 5 jam
sampai dengan 6 jam dengan berjalan kaki. Dan menuju Ranu Kumbolo kita akan
melewati empat (4) pos. Saat kita mulai berjalan dari arah Ranu Pani, dan
sampai di Gapura “Selamat Datang” beloklah ke sebelah kiri dan terus berjalan
menuju arah bukit.
Perjalanan awal ini cukup landai, selama perjalanan tidak ada tanda petunjuk arah kita hanya terus berjalan menyusuri jalan setapak.
Sepanjang perjalanan banyak tumbuhan alang-alang, terkadang saat berjalan kita
dihadang oleh pepohonan tumbang dan ranting-ranting yang berada di atas kepala
kita. Melewati beberapa Pos yaitu Pos 1 dan pos 2.
Di Pos 1 ini, terdapat
warung makan dengan harga yang cukup terjangkau dan kita bisa beristirahat
sejenak. Setelah berjalan sekitar kurang lebih 6km, kita sampai di Watu Rejeng
yang teletak di ketinggian 2.350 mdpl. Selama perjalan ini kita disuguhi
pohon-pohon cemara dan pinus, selain itu juga keindahan alam dengan pemandangan
lereng-lereng dan bukit yang sangat mengagumkan.
Dari Pos 1 menuju Pos 2 ini
perjalanan masih normal, belum ada tanjakan yang curam. Kontur jalanan pun
masih berupa tanah yang masih nyaman untuk dilewati. Jarak dari Pos 1 menuju
Pos 2 ini ditempuh dengan waktu sekitar kurang lebih 1,5 jam.
Dari Pos 2 menuju Pos 3
dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 1,5 jam atau 2 jam. Sesampainya di Pos 3,
kita mulai memerlukan tenaga extra. Jalanan pun sudah mulai curam dan cukup terjal
dan ini menjadi tantangan untuk para Pendaki dan Pecinta Alam. Saat berada di
Pos 3 ini kita harus memakai Masker atau Buff untuk menghalau debu agar tidak
terhirup karena sepanjang jalur pendakian ini trecknya berupa tanah kering.
Dari Pos 3 menuju Pos 4, jalur
kembali landai dan mudah untuk dilewati. Jarak yang ditempuh kutang lebih
sekitar 1 jam. Di Pos 4 ini terdapat shelter yang bisa digunakan untuk
beristirahat. Dari Pos 4 ini juga kita bisa melihat keindahan surga yaitu Ranu
Kumbolo. Hanya tinggal mengikuti jalan setapak sekitar 20 menit dari Pos 4 dan
kita sudah sampai di Tepi Ranu Kumbolo.
Di Ranu Kumbolo yang terletak di
ketinggian 2.400 mdpl ini kita beristirahat cukup lama bahkan menginap sebelum
melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Di Ranu Kumbolo terdapat air yang
sangat bersih dan memiki pemandangan yang indah terutama Spot Sunset.
Keesokan harinya kami berkemas
dan perjalanan pun dimulai kembali menuju Pos Camping selanjutnya, dari Ranu
Kumbolo ini kita menyiapkan banyak air karena sumber air di Kalimati cukup
jauh. Perjalanan dimulai dengan melewati sebuah tanjakan yang fenomenal yaitu
Tanjakan Cinta. Tanjakan Cinta ini merupakan jalan setapak menuju bukit, dengan
kemiringan sekitar 45 derajat. Tanjakan ini mempunyai mitos “jangan menoleh
kebelakang, ditempat ini!, kalau menoleh kebelakang nanti putus cinta”.
Kononnya, ada sepasang sejoli
yang sudah bertunangan mendaki Gunung Semeru. Saat berada di Tanjakan ini, sang
Pria berjalan lebih dulu dan tiba di atas bukit tanpa menoleh sedikit pun ke
belakang. Namun sang kekasih keletihan, jatuh terguling dan kemudian meninggal.
Begitulah mitos yang beredar di
kalangan Pendaki dan Pecinta Alam. Percaya atau Tidak, tapi banyak Pendaki atau
Pecinta Alam yang mencoba menguji ketahanan diri sendiri. Tanjakan Cinta ini
cukup melelahkan ditambah lagi membawa Carrier yang besar dan berat, itu
benar-benar sebuah tantangan. Namum begitu sampai di atas bukit rasa lelah pun
terbayar sudah. Ranu Kumbolo terbentang indah dan cantik serta pepohonan yang
mengelilingi danau sangat menyejukkan mata.
Saat kaki sudah diistirahatkan
dan berhasil menikmati Ranu Kumbolo di ketinggian. Saat berbalik ke arah
berlawanan. Panorama Oro-Oro Ombo, padang rumput yang sangat luas ini langsung
menyergap sudut mata. Padang ini dikelilingi perbukitan, banyak pohon pinus
yang tertanam di sekitar seperti di negara Eropa. Panorama ini benar-benar
hadiah yang sangat luar biasa. Treknya datar dan tanpa tanjakan sama sekali.
Dari Oro-Oro Ombo kita
memasuki Hutan Cemara. Daerah ini dinamai Cemoro Kandang terletak di ketinggian
2.500 mdpl, dinamai demikian karena trek ini banyak sekali pohon cemara. Selama
perjalanan di Cemoro Kandang ini banyak pohon tumbang sehingga kita harus
melangkahi atau menaikinya dan jangan pernah mengaharapkan atau menjumpai
turunan di pos ini, pos ini benar-benar membuat kita harus terus menanjak.
Setelah berpuas ria dengan
tanjakan demi tanjakan. Akhirnya kita sampai di Pos Jambangan yang berada di
ketinggian 2.600 mdpl. Jambangan merupakan area padang rumput landai, ada
beberapa tumbuhan Edelweis yang tumbuh subur. Dari Jambangan kita lanjutkan
perjalanan setapak demi setapak, dan akhirnya kita sampai di Kalimati.
Kalimati ini berada di ketinggian
2.700 mdpl. Disini kita mendirikan tenda, beristirahat dan mempersiapkan fisik
untuk meneruskan pendakian menuju puncak. Di Kalimati ini terdapat Sumber Air,
namun jauh kurang lebih 1 jam pulang pergi jarak yang harus ditempuh dan kita
harus berjalan melalui celah serta jalanan yang turun dan curam maka harus
berhati-hati apabila mengambil air disini.
Pukul 24.00, kita meneruskan
pendakian dari Kalimati menuju Puncak, selain mengejar Sunrise kita juga
mengejar waktu karena pukul 09.00 kita harus sudah turun dari Puncak Mahameru
karena dikhawatirkan adanya perubahan arah angin yang membawa gas beracun dari
kawah aktif yang mengarah ke arah jalur pendakian.
Perjalanan ini menjadi perjalanan
terberat karena medannya yang sangat sulit, selain menanjak medan yang ditempuh
berupa pasir dengan bebatuan yang mudah longsor serta kemiringan jalur yang
cukup tajam serta jalan yang hanya bisa dilewati oleh 1 orang saja. Benar-benar
membutuhkan fisik yang prima serta tingkat kesabaran yang ekstra agar bisa
sampai di Puncak Mahameru.
Setelah berjalan kaki selama
kurang lebih 1,2 km, sampailah kita di Pos terakhir sebelum puncak yaitu
Arcopodo yang terletak di ketinggian 2.900 mdpl. Disini tidak seperti pos-pos
sebelumnya, hanya saja disini tertuliskan papan informasi. Di Arcopodo ini mempunyai
tanah yang tidak begitu luas, namun ada beberapa Pendaki atau Pecinta Alam yang
menjadikan Camp Alternative sebelum melanjutkan perjalanan menuju Puncak
Mahameru.
Dari Arcopodo ini kita
melanjutkan perjalanan kembali setapak demi setapak, kita lalui perjalan ini
dengan rasa lelah dan dingin yang mendera. Setelah berjalan beberapa ratus
meter kita sampai di Kelik. Kelik adalah perbatasan akhir vegetasi antara hutan
dan pasir Puncak Mahameru.
Dari Kelik ini juga yang menjadi
medan terberat yang dilalui selama pendakian ke Puncak Mahameru. Selain
kemiringan medan, suhu yang dingin menjadi cobaan selama perjalanan. Fisik dan
mental benar-benar di uji. Pasir yang labil mempersulit pergerakan kaki. Setiap
melangkah naik ke atas kaki akan merosot kembali, itu membuat perjalan semakin
berat dan lama.
Jarak dari Kalimati menuju Puncak
Mahameru yang ditempuh oleh saya pribadi sekitar 7 jam perjalanan berjalan
kaki. Waktu tempuh tidak sesuai dengan seperti yang saya harapkan, karena pada
saat itu kondisi sudah mulai melemah dan rasa dingin di tubuh sudah tidak bisa
di lawan akibat terkena Hyphotermia, tapi beruntungnya saya ketika saat di
tengah Puncak Mahameru. Beberapa sahabat saya langsung sergap untuk membantu.
Akibat kondisi yang melemah saya tidak bisa melihat sunset diPuncak Mahameru melainkan di
tengah perjalanan menuju Puncak. Sinar matahari sedikit demi sedikit memberikan
kehangatan di pagi hari. Lautan awan membentang luas seolah tanpa batas,
desiran angin dan gemuruh letusan gunung berpadu menjadi musik alami yang
begitu indah.
Inilah Alam, Alam ciptaanmu yang
merupakan bukti Kekuasaanmu...
Inilah Alam, Alam yang
mengajarkan kita tentang arti Perjuangan...
Inilah Alam, Alam yang memberikan
pelajaran, makna tentang sebuah pengorbanan dan kesabaran...
Inilah Alam, Alam yang merontokan
segala Kesombongan dalam Jiwa...
07.00 akhirnya saya bersama
Sahabat terbaik sekaligus Sahabat tersayang, dia bernama Ginser Tomson Romaiki. Kita berhasil menginjakan kaki di Puncak Mahameru. Rasa haru dan puas melebur
menjadi satu ikatan emosional yang menghasilkan air mata.
Setelah cukup menikmati Nasi
Goreng dan Spaghetti buatan Sahabatku dan mengabadikan moment panorama
keindahan Alam Gunung Semeru, tujuan perjalanan berikutnya adalah kembali ke
Camp Kalimati.
Perjalanan Turun....
Kita mengikuti trk yang sudah ada, jangan
terlalu ke Barat atau Timur tetap berada di tengah jalan. Tanah yang diinjak mudah amblas, jika tidak
hati-hati akan membahayakan. Perjalanan turun lebih cepat tidak seperti
perjalanan kita menuju puncak, 80% medan dilalui menurun. Jangan karena kita
sudah hafal trek pulang kita menjadi sombong dan takabur. Karena biasanya
kasus terjadi orang hilang di Gunung Semeru terjadi saat turun, bukan saat
perjalanan menuju Puncak.
Sesampainya di Camp Kalimati,
kita beristirahat sejenak. Tetapi karena keesokan harinya kita harus mengejar
Kereta Api. Team memutuskan untuk segera turun ke Ranu Pani, tanpa
memperdulikan hujan dan badai. Pukul 16.00 kita bergegas turun dan sesampainya
di Ranu Kumbolo team terbagi menjadi 2 bagian.
Team pertama tetap melanjutkan
perjalanan menuju Ranu Pani. Dan 1 Team lagi terpaksa stay di Ranu Kumbolo,
karena waktu yang sudah cukup malam, jalanan pun juga sudah tidak kondusif
untuk dilalui karena hujan dan licin beserta kondisi saya yang sudah terkena
Hyphotermia akut dan langsung di eksekusi oleh Team Rangers Ranu Kumbolo.
Keesokan harinya, masih di Ranu
Kumbolo kondisi saya bersama team sudah mulai membaik. Pukul 06.30 kita
melanjutkan perjalanan kembali untuk menemui teman-teman yang sudah berada di
Ranu Pani dengan berbekal tumpukan sampah. Karena sebelum turun, kita
diwajibkan membawa semua bekas sampah selama pendakian. Sampah tidak boleh
ditinggal. Menjaga kelestarian alam bukan hanya tugas Rangers, Pendaki atau
Pecinta Alam saja. Tetapi itu adalah tanggung jawab kita semua.
Ok, buat para Travellers yang akan
mendaki Gunung Semeru. Ada beberapa Tips yang akan saya bagikan semoga Tips ini
bisa memberikan kemudahan serta menjaga kalian dari bahaya selama mendaki di
Gunung Semeru, antara lain :
1. Waktu
Pendakian
Pendakian
sebaiknya dilakukan pada Musim Kemarau, terhitung sejak bulan Juni sampai
dengan bulan September.
2. Informasi
mengenai Gunung Semeru
Para pendaki
harus tahu jadwal kegiatan pendakian, jangan sampai saat kalian akan melakukan
pendakian, jalur masih ditutup. Kalian harus benar-benar tahu akan jalur,
medan, peraturan, adat istiadat dan lain sebagainya. Karena ini faktor utama
dalam pendakian.
3. Persiapan
Peralatan Pendakian
Kia harus
benar-benar memperhatian logistik dan perlatan. Jangan sampai kekurangan atau kelebihan.
Harus benar-benar menyesuaikan dengan kondisi serta rencana selama pendakian.
4. Management
Pendakian
Kita harus
mempersiapkan persiapan Tiket PP Kereta Api atau Pesawat, apabila tiket sudah
dikantongi perjalanan akan terasa santai tanpa menggangu perjalanan liburan. Dan
persiapkan juga Cuti, bagi kalian yang berstatus Karyawan.
5. Kondisi
Tubuh
Berolah raga lah
sebelum melakukan pendakian. Olahraga dapat menjaga stamina dan kebugaran tubuh
anda.
Sekian informasi mengenai pengalaman beserta tips mendaki Gunung Semeru. Semoga bermanfaat bagi kalian yang akan memulai perjalanan dan semoga memberikan sedikit gambaran mengenai jalur-jalur pendakian Gunung Semeru.
Terimakasih